Sunday 6 September 2015

ASAL USUL KOTA SEMARANG


Ikon Kota Semarang Gedung Lawang Sewu dan Tugu Muda


Semarang adalah ibukota provinsi Jawa Tengah , sejarah asal – usul kota Semarang sendiri tidak lepas dari sebuah makam yang berada di sebuah bukit yang tak jauh dari pusat kota. Bukit Mugas yang berada di daerah Pragota/Bergota di sinilah bersemayamnya makam dan petilasan dari pendiri Semarang yaitu Ki Ageng Pandanarang . Tempat ini selalu ramai di datangi para peziarah dari berbagai tempat dari Semarang ataupun luar kota .

Sejarah Nama Kota

Alkisah dulu ketika di Kesultanan Demak Bintoro sekitar tahun 1500 ada seorang pangeran bernama Raden Made Pandan ia adalah seorang bangsawan dan ulama besar ia memiliki seorang putra yang diberi nama Raden Pandanarang, karena seorang ulama besar Raden Made berinisiatif untuk keluar dari lingkungan kerajaan Demak dengan maksut untuk mencari daerah baru serta menyebarkan agama Islam. Maka dari itu Raden Pandan mengajak keluarga beserta anaknya Pandanarang pergi menuju ke arah barat, setelah melakukan perjalanan jauh akhirnya Raden Made Pandan menemukan sebuah tempat yang cocok berupa bukit yang berada tak jauh dari bibir pantai dan bukit itu adalah bukit Mugas atau dulunya disebut pulau Tirang mengapa disebut pulau . Karena memang dulu daerah Semarang bagian bawah masih berupa lautan dan bukit yang menjorok inilah yang disebut pulau tersebut. Sebelum datangnya Raden Made Pandan jauh seabad yang lalu daerah ini sudah di Islamkan oleh Laksamana Cheng Ho yang mendarat di daerah Simongan kurang lebih 2km ke Barat dari Mugas (yang dulu berupa pantai), Dengan mengutus para wakilnya untuk menyebarkan Islam tetapi karena utusannya telah meninggal semua beberapa tahun kemudian maka masyarakat kembali ke agama semula yaitu Hindu .

Saat kedatangan Raden Made Pandan di bukit tersebut ia tidak sendiri dalam menyebarkan agama karena di daerah Pragota/Bergota wilayah sebelah Mugas ada seorang Pendeta Hindu. Setelah beberapa saat mendirikan tempat pesantren, masjid dll maka Islam dapat diterima oleh masyarakat sekitar lagi sehingga wilayah tersebut kembali di Islamkan lagi. Setelah beberapa tahun Raden Made yang sudah tua meninggal sebelum ia wafat, Raden Made berwasiat mengutus anaknya Pandanarang untuk tetap mengajar agama Islam di daerah tersebut .

Akhirnya Raden Pandanarang menyanggupi wasiat tersebut sehingga menjadikan pesantren yang diwariskan ayahnya ini menjadi besar dan ramai, karena ramai dan banyaknya santri-santri yang datang Raden Pandanarang memulai membuka lahan baru didaerah landai bagian bawah Semarang yang sekarang disebut Bubakkan yang berasal dari kata Bubak membuka lahan baru. Beberapa saat setelah membuka lahan dan mendirikan pesantren , lahan perkebunan dan pasar karena daerah sini dianugrahi ikan yang banyak Raden Pandanarang menemui kejanggalan ia melihat pada suatu daerah yang banyak pohon Asamnya dan satu lagi tidak ada sama sekali. Sehingga ia memberi nama daerah yang ia bina ini dengan sebutan Semarang yang berasal dari pohon Asam yang jarang (arang) dengan bahasa jawanya. Sehingga daerah ini disebut Semarang . Setelah mendapat persetujuan dari kerajaan Demak maka daerah yang sudah ramai ini diubah tingkatnya menjadi sebuah kota/kabupaten di bawah kekuasaan Demak . Mengapa demikian karena Raden Pandanarang dinaikkan statusnya menjadi penguasa daerah setingkat Bupati tersebut dan berubah nama menjadi menjadi Ki Ageng Pandanarang. Hari jadi kota Semarang diperingati tanggal 2 Mei 1574 yaitu dikukuhkannya anak dari Ki Ageng Pandanarang II atau Sunan Tembayat menjadi Bupati ke 2 Semarang

Sekarang makam Ki Ageng Pandanarang berada di jalan Mugas Dalam II/4 Semarang dan anaknya Sunan Tembayat berada di Klaten, Jawa Tengah.


No comments:

Post a Comment