Ikon Kota Semarang Gedung Lawang Sewu dan Tugu Muda
Semarang adalah ibukota
provinsi Jawa Tengah , sejarah asal – usul kota Semarang sendiri tidak lepas
dari sebuah makam yang berada di sebuah bukit yang tak jauh dari pusat kota.
Bukit Mugas yang berada di daerah Pragota/Bergota di sinilah bersemayamnya
makam dan petilasan dari pendiri Semarang yaitu Ki Ageng Pandanarang . Tempat
ini selalu ramai di datangi para peziarah dari berbagai tempat dari Semarang
ataupun luar kota .
Sejarah Nama Kota
Alkisah dulu ketika di Kesultanan
Demak Bintoro sekitar tahun 1500 ada seorang pangeran bernama Raden Made Pandan
ia adalah seorang bangsawan dan ulama besar ia memiliki seorang putra yang
diberi nama Raden Pandanarang, karena seorang ulama besar Raden Made
berinisiatif untuk keluar dari lingkungan kerajaan Demak dengan maksut untuk
mencari daerah baru serta menyebarkan agama Islam. Maka dari itu Raden Pandan mengajak
keluarga beserta anaknya Pandanarang pergi menuju ke arah barat, setelah
melakukan perjalanan jauh akhirnya Raden Made Pandan menemukan sebuah tempat
yang cocok berupa bukit yang berada tak jauh dari bibir pantai dan bukit itu
adalah bukit Mugas atau dulunya disebut pulau Tirang mengapa disebut pulau .
Karena memang dulu daerah Semarang bagian bawah masih berupa lautan dan bukit
yang menjorok inilah yang disebut pulau tersebut. Sebelum datangnya Raden Made
Pandan jauh seabad yang lalu daerah ini sudah di Islamkan oleh Laksamana Cheng
Ho yang mendarat di daerah Simongan kurang lebih 2km ke Barat dari Mugas (yang dulu berupa
pantai), Dengan mengutus para wakilnya untuk menyebarkan Islam tetapi karena
utusannya telah meninggal semua beberapa tahun kemudian maka masyarakat kembali
ke agama semula yaitu Hindu .
Saat kedatangan Raden
Made Pandan di bukit tersebut ia tidak sendiri dalam menyebarkan agama karena
di daerah Pragota/Bergota wilayah sebelah Mugas ada seorang Pendeta Hindu.
Setelah beberapa saat mendirikan tempat pesantren, masjid dll maka Islam dapat
diterima oleh masyarakat sekitar lagi sehingga wilayah tersebut kembali di
Islamkan lagi. Setelah beberapa tahun Raden Made yang sudah tua meninggal
sebelum ia wafat, Raden Made berwasiat mengutus anaknya Pandanarang untuk tetap
mengajar agama Islam di daerah tersebut .
Akhirnya Raden
Pandanarang menyanggupi wasiat tersebut sehingga menjadikan pesantren yang
diwariskan ayahnya ini menjadi besar dan ramai, karena ramai dan banyaknya santri-santri
yang datang Raden Pandanarang memulai membuka lahan baru didaerah landai bagian
bawah Semarang yang sekarang disebut Bubakkan yang berasal dari kata Bubak
membuka lahan baru. Beberapa saat setelah membuka lahan dan mendirikan
pesantren , lahan perkebunan dan pasar karena daerah sini dianugrahi ikan yang
banyak Raden Pandanarang menemui kejanggalan ia melihat pada suatu daerah yang
banyak pohon Asamnya dan satu lagi tidak ada sama sekali. Sehingga ia memberi
nama daerah yang ia bina ini dengan sebutan Semarang yang berasal dari pohon
Asam yang jarang (arang) dengan bahasa jawanya. Sehingga daerah ini disebut
Semarang . Setelah mendapat persetujuan dari kerajaan Demak maka daerah yang
sudah ramai ini diubah tingkatnya menjadi sebuah kota/kabupaten di bawah
kekuasaan Demak . Mengapa demikian karena Raden Pandanarang dinaikkan statusnya
menjadi penguasa daerah setingkat Bupati tersebut dan berubah nama menjadi menjadi
Ki Ageng Pandanarang. Hari jadi kota Semarang diperingati tanggal 2 Mei 1574
yaitu dikukuhkannya anak dari Ki Ageng Pandanarang II atau Sunan Tembayat menjadi
Bupati ke 2 Semarang
Sekarang makam Ki Ageng
Pandanarang berada di jalan Mugas Dalam II/4 Semarang dan anaknya Sunan Tembayat
berada di Klaten, Jawa Tengah.
No comments:
Post a Comment